PWMU.CO – Relawan psikososial Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia memberikan pendampingan khusus terhadap anak-anak pascagempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Untuk memulihkan trauma psikisnya, relawan psikososial MDMC Indonesia mengajak anak-anak korban gempa dan tsunami bermain bersama di halaman Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu—lokasi Pos Koordinasi (Poskor) MDMC Indonesia, Ahad (7/10/18).
Sebanyak 17 anak tampak riang bermain congklak, meniup balon, menggambar dan beryanyi bersama. Kegiatan tersebut dipandu oleh dua relawan psikososial MDMC asal Mamuju, Sulawesi Barat dan dibantu dua pengurus panti asuhan Muhammadiyah.
“Kami ingin memotivasi anak-anak dan ingin menyembuhkan rasa trauma dengan mengajak mereka bermain. Sebab dunia anak adalah bermain,” terang Hana Pertiwi, relawan psikososial MDMC Mamuju kepada PWMU.CO.
Wanita yang akrab disapa Wiwi ini menyatakan keinginannya agar anak-anak bisa kembali ceria di tengah musibah yang sedang dialaminya. “Anak-anak harus bangkit lagi. Tidak boleh terus larut dalam suasana bencana ini. Anak-anak harus tetap dimotivasi untuk menggapai cita-citanya,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Dini Novianti. Relawan MDMC asal Jatim. Dia mengungkapkan, memasuki sepuluh hari pascagempa menguncang Palu, Donggala, dan sekitarnya, masih banyak warga yang dihinggapi rasa trauma, terutama anak-anak.
Karena itu relawan MDMC Indonesia bidang psikososial terus melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap anak-anak. “Selain mengajak anak-anak bermain bersama, relawan psikososial juga memberikan pembelajaran agama dan mengaji,” paparnya.
Relawan psikososial, ujar Dini, juga mengedukasi anak-anak tentang cara menghadapi gempa dan tsunami lewat nyanyian dan simulasi yang sifatnya ringan. “Sejak dini materi tanggap bencana ini diberikan agar anak-anak siap siaga menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” tandasnya.(Aan)